Ismi...

My photo
Blog ini wujud atas dasar aku ingin berkongsi setiap apa yang dipost oleh sahabat-sahabat dan rakan fesbuk ataupun sahabat-sahabat dari blog-blog lain agar dipermudahkan lagi untuk membaca dan menimba ilmu dengan lebih mendalam tentang Islam dan juga kata-kata hikmah,kata-kata semangat dan kata-kata yang memberi aku satu peluang untuk teruskan kehidupan ini dengan rasa kesyukuran di atas setiap kejadian dimuka bumi ini.aku wujudkan blog ini untuk mengubah diri aku menjadi lebih baik dari dulu...semoga Allah perkenankan setiap apa yang aku buat ini dan moga Allah mengampuni setiap dosa yang pernah aku lakukan,yang sedang aku lakukan dan yang bakal aku lakukan...Wallahualam...TERIMA KASIH ALLAH kerana bagi aku ruang dan peluang sekali lagi untuk mengubah kehidupan aku ini....I LURV U ALLAH...
"Aku menyintaimu kerana agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu"

Tuesday, 15 November 2011

Kenapa Allah tak bagi Hak Talak kepada Perempuan?

Bismillahirohmanirohim

Saya menemukan korelasi menarik dalam fiqh munakahat mengenai keabsahan khitbah dan talak dengan posisi laki-laki dan wanita.

Baiklah, mari kita membahasnya satu per satu:

1. Khitbah.
Khitbah artinya adalah janji menikah. Jumhur fuqaa mengatakan bahwa hal ini tidak wajib, sedang Daud berpendapat bahwa hal ini wajib (Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusyd, penerbit CV Asy Syifa, hal 352).


Dalam Fiqhun Nissa tulisan Abu Malik Kamal (penerbit Pena, diterbitkan pula oleh Al-i'tishom) serta dapat dilihat dalam keakhowatan 3, penuilis cahyadi takariawan dkk disebutkan Jalan mengkhitbah adalah:


1) Mengkhitbah seorang wanita yang belum pernah menikah adakah dengan jalan mendatangi walinya

2) seorang wali mencarikan suami untuk wanita yang beada dibawah perwaliannya

3) Seorang Wanita meminang laki-laki yang ingin dinikahinya

4) Mengkhitbah seorang janda dapat dilakukan secara langsung, kecuali ia berada dalam masa iddah maka dapat dilakukan dengan sindiran (bisa dilihat pula di fiqhus sunnah sayyid sabieq)

Keempatnya dapat dilakukan secara langsung, maupun melalui perantara.


2. Talak
Talak berarti memutuskan atau membatalkan ikatan pernikahan, baik pemutusan itu terjadi pada masa kini maupun pada masa mendatang, yakni setelah iddah dengan menggunakan lafadz tertentu.

Talak adalah tindakan lisan yang memiliki konsekuensi hukum tertentu dalam syari'at Islam. Talak juga adalah hak yang diberikan Allah hanya kepada kaum Laki-laki. Sebanyak apapun seorang istri menalak diinya sensdiri. talak itu tetap tidak berlaku. lain halnya dengan suami. walaupun si suami mengucpkan kata talak hanya untuk bercanda, maka talaknya tetap berlaku.

Oleh karena itu, para suami hendaknya berhati-hati mengicapkan kata talak. 2 kalimat yang tidak boleh dipermainkan adalah kalimat kufur dan talak. karena akibatnya akan sangat besar.

3 Korelasi khitbah dan talak terkait posisi pria dan wanita
Nah, demikian sekilas pembahasan antara khitbah dan talak. lalu, apakah korelasi keduanya terkait posisi pria dan wanita di sana?


1) Dalam khitbah, laki-laki tidak dapat meminang wanita (yang belum pernah menikah) secara langsung, si laki-laki harus menemui wali si wanita untuk mengkhitbah wanita terebut. Namun sebaliknya, wanita dapat melamar laki-laki secara langsung.

Tidak hanya zaman modern sekarang saja yang teraja janggal dan kurang sopan, jika wanita yang meminang laki-laki. Tetapi zaman nabipun wanita yang melakukan hal itu juga dianggap kurang sopan bagi sebagian orang:

"seorang permpun mendatangi rosulullah salallahu alaihi wassalam dan menawarkan dirinya untuk beliau nikahi, Ia berkata, "Wahai Rosulullah! Butuhkan engkau kepadaku?" mendengar ucapan tersebut, anak perempuan Anas berkata "Betapa tidak tahu mlu permempuan ini! Btapa buruk ia!" Maka Anas berkata kepada putrinya "Ia lebih baik daripada engkau. Ia menyukai Rosulullah dan menwarkan dirinya kepada beliau untuk dinikahi" (HR MUtafaq 'alaih)

Tetapi dalam hal ini dapat dilihat bahwa Islam memberikan hak bebas aktif bagi wanita untuk menentukan pasangan hidupnya sendiri. Brbeda dengan pandangan dunia barat terhadap Islam yang mengatakan bahwa Hak wanita dalam Islam sangat dikekang dan dibatasi.


Sebaliknya, seorang laki-laki tidak dapat meminang seorang wanita yang belum pernah menikah secara langsung kepada wanita tersebut, tetapi harus menemui walinya (pada umumnya Bapak) untuk menyampaikan pinangannya. Ketetapan Syari'at ini menunjukkan bahwa seorang laki-laki harus menunjukkan keseriusannya dengan menemui orang tua si wanita itu. Bertemu dengan calon mertua tentu saja bukan perkara yang ringan (kaki bergetar, tangan keringat dingin, jantung berdebar, dan kepala cenat-cenut). Tetapi jika si lelaki benar-benar serius, beritikad baik untuk menyempurnakan separuh dien-Nya, serta ikhlash karena Allah, pastilah hal itu akan dilaksanakannya,


2) Dalam Khitbah, wanita boleh mengutarakannya langsung kepada laki-laki, Tetapi dalam talak, wanita sama sekali tidak memiliki hak talak. berapa kalipun ia mengatakannya.Sebaliknya, dalam khitbah, seorang laki-laki tidak dapat mengkhitbah wanita secara langsung, tetapi seorang wanita dapat mengkhitbah laki-laki yang ingin dijadikan suami baik secara langsung maupun tidak langsung.

seorang wanita sebelum menerima pinangan seorang laki-laki, atau meminang laki-laki yang ingin dinikahi harus memahami konsekuensi pilihannya itu, karena pernikahan sangat menentukan kebahagiaan tidak hanya seumur hidup, tetapi kelak kehidupan akhirat pula.

Dan ketika ijab kabul dilakukan, maka ia tidak dapat melangkah mundur dan menyesali pilahannya, karena hak talak adalah milik laki-laki.


3) Jumhur fuqaha mengatakn bahwa khitbah bukan kewajiban menuju akad, sehingga bila khitbahnya rusak, tidak akan merusak keabsahan akad, sedangkan dalam talak, Ketika disampaikan oleh suami dengan keadaan bercanda sekalipun maka talak tersebut sah hukumnya.

Dari ketentuan syari'at ini, dapat dilihat bahwa tanggung jawab dan perkataan seorang laki-laki. Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangga. untuk menjadi pemimpin yang baik, diperlukan tanggungjawab yang besar serta keseriusan dalam membina rumah tangga (aku sok tau ya? ahahaha.. -pen).


4) Talak dapat dilakukan oleh laki-laki, tapi tidak dapat dilakukan oleh perempuan

Pernikahan adalah mitsaqon ghaliza, atau perjanian yang sangat kukuh.

Allah hanya mengakui 3 kejadian yang dinilai sbg mitsaqan ghaliza, yaitu:
1. Allah SWT membuat perjanjian dengan para Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (Al Ahzab 73:7)
2. Allah SWT mengangkat bukit Thur di atas kepala bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia pada Allah (An Nissa 4:154)
3. Allah SWT menyatakan hubungan pernikahan (An Nissa 4:21)

Perjanjian pernikahan antara suami dan istri disejajarkan dengan perjanjian para Nabi, perjanjian dengan bani Israil, sesuatu yang agung dan berat. Oleh karena itu, seorang pemimpin rumah tangga tidak boleh mempermainkan perkataan talak dengan mudah.


Jadi, kesimpulannya bagi kaum wanita, bebas menentukan siapa yang diinginkan sebagai suami. tetapi perhatiakan konsekuensi dari pilihan itu. Sekali ijab dilakukan, tidak ada langkah mundur.

Laki-lakipun demikian, bebas memilih wanita yang ingin diperistrinya, tetapi, bersikaplah sebagaimana laki-laki sejati yang mencintai sunnah Rosul, datangilah wali dari wanita yang ingin dinikahi. Dan dalm mengarungi rumah tangga, jangan sekalipun mempermainkan kata pisah. karena konsekuensinyapu sangat berat.

Wallahu a'lam bish shawab



************************************************************

Tambahan:

Takrif talak dan jenisnya.

Talak dari segi bahasa ialah melepas dan terlepas. Manakala dari segi syara`, talak dimaksudkan sebagai merungkai ikatan perkahwinan dengan lafaz talak dan sebagainya. Islam memberikan kuasa talak kepada pihak suami manakala pihak isteri juga boleh menuntut perceraian dalam bentuk-bentuk lain sama ada secara khuluk (tebus talak), fasakh dan taklik melalui saluran Mahkamah Syariah.

Ada tiga jenis talak yang perlu diketahui:-

Talak Soreh - iaitu talak yang jelas dan nyata. Contohnya suami telah berkata: "Aku jatuhkan kamu dengan talak satu."

Talak Kinayah - talak yang memerlukan kepada niat di mana adakalanya lafaz yang diucapkan itu berbeza-beza tetapi niatnya memang hendak menceraikan isterinya. Contohnya suami berkata kepada isterinya: "Engkau tidak boleh aku gunakan lagi."

Talak Taklik - talak yang bergantung kepada sesuatu perkara atau perbuatan. Contohnya suami berkata: "Jika engkau keluar dari rumah ini, engkau aku talakkan dengan talak satu."

Mengikut Enakmen Undang-undang Keluarga Islam ( Negeri Selangor Darul Ehsan) 2003, ada beberapa jenis talak yang telah diperuntukkan oleh undang-undang Syariah

Seksyen 47 – Perceraian dengan talak atau dengan perintah Mahkamah

Perceraian jenis ini difailkan samada oleh suami atau isteri yang hendak bercerai di Mahkamah Syariah setelah usaha-usaha perdamaian telah dilakukan oleh kedua belah pihak.

Apabila Mahkamah menerima permohonan perceraian tersebut daripada salah satu pihak, maka Mahkamah akan memanggil pihak-pihak di hadapan Mahkamah dan menyiasat samada pihak satu lagi bersetuju dengan permohonan tersebut.

Sekiranya pihak satu lagi membantah permohonan tersebut, maka Mahkamah boleh mengarahkan supaya dilantik Jawatankuasa Pendamai yang terdiri daripada wakil suami dan wakl isteri. Jika tiada perdamaian yang dapat dicapai, maka perkara tersebut akan dirafa`kan kepada Mahkamah untuk membuat keputusan.

Seksyen 49 – Perceraian Khulu` atau Tebus Talak

Perceraian Khulu` bermaksud isteri menebus dirinya agar dibebaskan oleh suaminya dengan cara mengembalikan mas kahwin yang telah mereka sepakati sebelum ini kepada suaminya.

Mahkamah membenarkan perceraian khulu` apabila suami tidak bersetuju mejatuhkan talaq dengan kerelaannya tetapi perceraian tersebut dibuat secara khulu` dan dipersetujui kedua-dua pihak. Sekiranya pihak-pihak bersetuju dengan talak secara khulu` tersebut, maka Mahkamah akan mengarahkan suami melafazkan talak dan talak tersebut adalah talak bain sughro yang bermaksud tidak boleh rujuk antara kedua belah pihak. Jumlah bayaran tebus talaq tersebut hendaklah dipersetujui oleh suami dan isteri dan sekiranya ada percanggahan, maka Mahkamah boleh mentaksirkan jumlah yang sepatutnya dibayar oleh isteri mengikut Hukum Syara` berdasarkan pertimbangan taraf dan sumaber kewangan pihak-pihak bertikai.

Seksyen 50- Perceraiaan di bawah Ta`liq atau janji

Seseorang isteri yang berhak mendapat perceraian menurut syarat-syarat yang terkandung di dalam surat perakuan ta`liq yang dibaca semasa majlis akad nikah boleh memohon perceraian di Mahkamah.

Seksyen 51 – Perceraian dengan li`an

Li`an bermaksud dari segi bahasa menghalau dan menjauhkan. Li`an dari segi istilah ialah beberapa perkataan tertentu yang digunakan sebagai hujah oleh orang yang terpaksa menuduh orang yang mencemarkan tempat tidurnya dan memberi malu kepadanya sebagai berzina.

Seksyen 53 – Perceraian secara Fasakh

Fasakh bermaksud apabila berlaku salah satu atau lebih daripada perkara-perkara yang telah digariskan oleh Syara` dan peruntukan Undang-undang, maka isteri atau suami boleh memohon kepada Mahkamah untuk mendapatkan perintah membubarkan perkahwinan mereka.

Perkara-perkara yang boleh disabitkan untuk seseorang isteri atau suami memohon fasakh yang diperuntukkan dalam Enakmen Undang-undang Keluarga Islam ( Negeri Selangor Darul Ehsan) ialah :

(1) Suami atau isteri tidak diketahui tempat tinggalnya selama tempoh lebih daripada satu tahun
(2) Suami telah cuai atau telah tidak mengadakan nafkah zahir selama tempoh tiga bulan
(3) Suami atau isteri telah dihukum penjara selama tempoh tiga tahun atau lebih
(4) Suami atau isteri telah tidak menunaikan nafkah batin selama tempoh satu tahun
(5) Suami telah mati pucuk pada masa perkahwinan dan isteri tidak tahu bahawa semasa perkahwinan suami telah mati pucuk
(6) Suami atau isteri gila selama tempoh dua tahun atau mengidap penyakit kusta atau vitiligo atau sedang mengidap penyakit kelamin dalam keadaan boleh berjangkit
(7) Isteri yang telah dikahwinkan oleh Wali Mujbir sebelum dia mencapai umur baligh dan dia menolak perkahwinan itu sebelum mecapai umur lapan belas tahun dan dia tidak disetubuhi oleh suaminya
(8) Suami atau isteri menganiaya isteri atau suaminya iaitu dengan
(i) lazim menyakiti atau mejadikan kehidupan pihak satu lagi menderita akibat perbuatan aniaya tersebut
(ii) berkawan dengan perempuan-perempuan atau lelaki-lelaki jahat atau berperangai keji mengikut Hukum Syara`
(iii) memaksa isteri hidup secara lucah
(iv) melupuskan harta isteri atau suami atau melarang isteri atau suami dari menggunakan hak-haknya di sisi undang-undang terhadap harta
(v) menghalang isteri atau suami dari menunaikan atau menjalankan kewajipan atau amalan agamanya
(vi) jika suami mempunyai isteri lebih daripada seorang, dia tidak melayani isteri yang berkenaan secara adil mengikut Syara`
(9) Isteri masih tidak disetubuhi oleh suami walaupun setelah empat bulan berlalu kerana suami bersengaja enggan menyetubuhinya
(10) Isteri tidak izin akan perkahwinannya sendiri atau izinnya tidak sah samada kerana dipaksa, kesilapan, ketidak sempurnaan akal atau hal keadaan lain yang diakui Hukum Syara`
(11) Isteri sakit otak,walaupun semasa perkahwinan tersebut dia berkebolehan memberi izin yang sah dan sakitnya itu berterusan atau berselangan dan sakitnya adalah dari satu jenis atau setakat tidak melayakkan dia berkahwin
(12) Apa-apa alasan yang diiktiraf sebagai sah bagi membubarkan perkahwinan atau bagi fasakh di bawah Syara`
Sekiranya sabit perkara di atas bagi salah satu pihak daripada salah satu atau lebih daripada perkara yang telah disebutkan, maka Mahkamah boleh memfasakhkan nikah pihak-pihak tersebut.

Penyelesaian kepada talak merupakan jalan terakhir yang perlu digunakan oleh pasangan tersebut bagi menyelesaikan masalah yang timbul. Jika talak digunakan untuk menunjukkan kekuasaan suami kepada isteri dan atas alasan nafsu sahaja, maka jadilah talak tersebut sebagai perkara halal yang dimurkai oleh Allah.

Kecekapan suami dan kebijaksanaan isteri amat diperlukan di mana dalam setiap perkahwinan perlu mempunyai matlamat di mana seorang suami atau isteri wajib menambah dan mendalami ilmu mengenai kekeluargaan di samping berusaha menjalankan tanggungjawab yang diberi dengan penuh amanah demi memelihara keteguhan rumah tangganya



sumber : bro Mohd. Rizal n sis Jihad Annisa @PBM

No comments:

Post a Comment